Di Indonesia sendiri, penggunaan Internet
berbasis Wi-Fi sudah mulai menggejala di beberapa kota besar. Di Jakarta,
misalnya, para maniak Internet yang sedang berselancar sambil menunggu pesawat
take off di ruang tunggu bandara, sudah bukan merupakan hal yang asing.
Dewasa ini, bisnis telepon berbasis VoIP (Voice over Internet
Protocol) juga telah menggunakan teknologi Wi-Fi, dimana panggilan telepon
diteruskan melalui jaringan WLAN. Aplikasi tersebut dinamai VoWi-FI (Voice over
Wi-Fi).
Beberapa waktu lalu, standar teknis hasil kreasi
terbaru IEEE telah mampu mendukung pengoperasian layanan video streaming.
Bahkan diprediksi, nantinya dapat dibuat kartu (card) berbasis teknologi Wi-Fi
yang dapat disisipkan ke dalam peralatan eletronik, mulai dari kamera digital
sampai consoles video game (ITU News 8/2003).
Pasalnya, pengguna dalam suatu area baru dapat memanfaatkan
sistem Internet nirkabel ini dengan optimal, bila semua perangkat yang dipakai
pada area itu menggunakan daya pancar yang seragam dan terbatas.
Apabila prasyarat tersebut tidak diindahkan,
dapat dipastikan akan terjadi harmful interference bukan hanya antar perangkat
pengguna Internet, tetapi juga dengan perangkat sistem telekomunikasi lainnya.
Bila interferensi tersebut berlanjut --karena
penggunanya ingin lebih unggul dari pengguna lainnya, maupun karenanya
kurangnya pemahaman terhadap keterbatasan teknologinya-- pada akhirnya akan
membuat jalur frekuensi 2,4 GHz dan 5 GHz tidak dapat dimanfaatkan secara
optimal.
Keterbatasan lain dari kedua jalur frekuensi
nirkabel ini (khususnya 2,4 GHz) ialah karena juga digunakan untuk keperluan ISM (industrial, science and medical).
Konsekuensinya, penggunaan komunikasi radio atau
perangkat telekomunikasi lain yang bekerja pada pada pita frekuensi itu harus
siap menerima gangguan dari perangkat ISM, sebagaimana tertuang dalam S5.150
dari Radio Regulation. Dalam rekomendasi ITU-R SM.1056, diinformasikan
juga karakteristik perangkat ISM yang pada intinya bertujuan mencegah timbulnya
interferensi, baik antar perangkat ISM maupun dengan perangkat telekomunikasi
lainnnya.
Rekomendasi yang sama menegaskan bahwa setiap
anggota ITU bebas menetapkan persyaratan administrasi dan aturan hukum yang
terkait dengan keharusan pembatasan daya. Menyadari keterbatasan dan dampak yang mungkin
timbul dari penggunaan kedua jalur frekuensi nirkabel tersebut, berbagai negara
lalu menetapkan regulasi yang membatasi daya pancar perangkat yang digunakan.
Bukan tanpa disadari Teknologi Informasi berkembang
dengan sangat cepat hingga ke pelosok dunia, namun juga bukan dengan kemauan
kuat dan kerja keras (untuk mempromosikan), teknologi informasi yang di ketuai
oleh komputer ini menjadi fenomena yang linier dengan perkembangan kemajuan
zaman perkembangan teknologi informasi yang sedemikian
cepat di dunia, tidak lepas dari kemampuan komputer untuk melakukan Komunikasi data
dan juga membentuk sebuah jaringan komputer
baik itu jaringan lokal maupun jaringan internet.
Ternyata,
dalam perkembangannya, komputer tidak berdiri sendiri untuk membentuk itu
semua, komputer membutuhkan teknologi konektivitas yang menjadi partner setia
komputer dan menjadi kaki tangan komputer di dalam sebuah organisasi teknologi
informasi
karena teknologi informasi berjalan linear dengan perkembangan zaman yang semakin menutut manusia untuk senantiasa mobile (bergerak), maka teknologi konektivitas yang seharusnya paling berkembang adalah teknologi konektivitas yang bersifat wireless (nirkabel), lantas apa saja jenis dari teknologi konektivitas wireless tersebut, berikut beberapa teknologi koneksi data nirkabel yang cukup banyak digunakan saat ini:
karena teknologi informasi berjalan linear dengan perkembangan zaman yang semakin menutut manusia untuk senantiasa mobile (bergerak), maka teknologi konektivitas yang seharusnya paling berkembang adalah teknologi konektivitas yang bersifat wireless (nirkabel), lantas apa saja jenis dari teknologi konektivitas wireless tersebut, berikut beberapa teknologi koneksi data nirkabel yang cukup banyak digunakan saat ini:
1. WiFi 802.11g: merupakan spektrum dasar yang paling banyak digunakan untuk menangani permasalahan seputar konektivitas saat ini, teknologi ini mampu melakukan transfer data hingga kecepatan maksimal 54 mbps, atau sekitar 6.75 MBps.
2.
WiFi 802.11n: merupakan teknologi WiFi yang paling cepat, karena mampu
menangani transfer data hingga kecepatan maksimal 300 Mbps
3.
Bluetooth standar: perangkat yang paling sering kita temui di gadget
seperti HandPhone maupun perangkat elektronik lainnya, memiliki kecepatan
transfer maksimal hanya 3 Mbps
4. Bluetooth 3.0: generasi penerus dari bluetooth standar diatas, teknologi ini memungkinkan transfer data hingga 24 Mbps
4. Bluetooth 3.0: generasi penerus dari bluetooth standar diatas, teknologi ini memungkinkan transfer data hingga 24 Mbps
5. Wireless USB: memiliki kecepatan transfer hingga 110 Mbps dalam radius 10 meter, dan pada radius 3 meter, kecepatannya meningkat hingga 4 kali lipat, yaitu menjadi 480 Mbps
6. Wireless HD: Teknologi ini khusus bagi pecinta film atau penggemar video berdefinisi tinggi (High Definition), pada jarak 10 meter, kecepatan transfernya hingga 4 Gbps, namun menurut teori kecepatan transfernya justru bisa menembus 25 Gbps.
7.
Zigbee: teknologi standar wireless yang dikatakan paling hemat daya (listrik)
karena hanya mampu menghandle transfer data dengan kapasitas kecil saja, namun
teknologi ini memiliki keunggulan, yaitu dapat menyampaikan respon suatu
instruksi dengan cepat, contohnya pada remote control